Kamis, 30 Mei 2013

Resensi



Dalam bahasa Latin resensi atau recensie artinya "melihat kembali, menimbang atau menilai". Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia resensi memiliki arti pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Tindakan meresensi memiliki arti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas atau mengkritik buku. Jadi, resensi ialah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya sastra (cerpen, novel, drama/film, puisi).

Tujuan Resensi
  1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam suatu karya.
  2. Memberikan gambaran kepada masyarakat apakah karya yang diresensi itu merupakan suatu karya yang bermutu atau tidak.
  3. Memberikan gambaran kepada masyarakat apakah buku itu layak untuk dibaca.
Jenis-Jenis Resensi
1.      Resensi informatif       : resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2.      Resensi deskriptif       :  resensi yang membahas detail pada tiap bagian babnya.
3.      Resensi kritis               :  resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu.

Unsur-Unsur Resensi
1.      Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat.
2.      Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut
a.    Judul buku
b.    Pengarang
c.    Penerbit
d.   Tahun terbit beserta cetakannya
e.    Dimensi buku
f.     Harga buku
3.      Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunaan bahasa.
4.      Penutup resens buku
Bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku ersebut ditujukan.

Tahap-Tahap Penulisan Resensi
1.      Tahap persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain : memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku baru, dan pembuat anatomi buku.
2.      Tahap Pengerjaan
a.    Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting.
b.    Membuat isi resensi diantaranya :
·      Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi
·      Menentukan judul resensi
·      Membuat ringkasan secara garis besar
·      Memberikan penilaian buku
·      Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi
·      Mengulas manfaat buku bagi pembaca
·      Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi

Contoh Resensi
Judul buku                  : Bonek Komunitas Suporter Pertama dan Terbesar di Indonesia
Penulis                         : Fajar Junaedi
Penerbit                       : Buku Litera, Yogyakarta
Tahun terbit                 : 2012, Februari; cetakan pertama
Jumlah halaman           : 144 halaman
            Fanatisme penonton sepak bola di Indonesia sudah ada sejak zaman perserikatan, sebuah kompetisi amatir yang mempertemukan tim-tim dari perserikatan sepak bola daerah. Persebaya Surabaya, Persib Bandung, PSIS Semarang, PSM Makasar, PSMS Medan, dan Persija Jakarta adalah tim-tim legendaris di era perserikatan. Kebanggan yang muncul terhadap tim-tim ini dilekatkan dengan primordialisme kedaerahan. Saat masa perserikatan, para penonton yang datang ke stadion umunya belum mengenal atribut klub, seperti kaos, syal, spanduk, dan sejenisnya. Tidak ada pula nyanyian yang dinyanyikan dalam koor yang serempak sebagaimana yang dilakukan suporter Indonesia di era Liga Indonesia. Sebenarnya selain kompetisi perserikatan, ada pula kompetisi Galatama (Liga Sepak Bola Uama) yang mempertemukan klub-klub yang dikelola secara semi profesional. Sayangnya kompetisi ini harus ditutup bersama dengan perserikatan saat PSSI meleburnya dalam Liga Indonesia. Putaran final kompetisi perserikatan yang dilangsungkan di Senayan menjadi impian dari para pendukung tim yang berasal dari daerah untuk datang ke Jakarta. Awalnya para pendukung dari daerah datang denga tujuan mendukung secara tradisional, dengan artian datang, duduk di tribun dan bersorak kala timnya menyerang lawan. Tradisionalisme dalam mendukung tim ini berubah ketika pendukung Persebaya Surabaya dikoordinir oleh Jawa Pos untuk mengadakan sebuah mobilisasi yang dinamakan tret tret tret di tahun 1986. Aksi dukungan ini dilakukan oleh Jawa Pos yang kala itu sedang berkembang. Para pendukung Persebaya datang ke Jakarta dengan memakai kaos Persebaya berwarna hijau, syal Persebaya, dan spanduk yang berisi dukungan pada Persebaya mereka bawa ke Senayan. Sontak tribun Senayan yang diduduki oleh suporter Persebaya berubah menjadi berwarna ijau. Sebuah tradisi baru dalam dunia suporter Indonesia dimulai dan diawali. Berita di Majalah Tempo edisi 2 April 1988 yang membuka bagian ini memperlihatkan bagaimana Persebaya beserta suporternya menjadi titik awal dari perubahan perilaku suporter sepak bola Indonesia. Suporter datang berduyun-duyun dari kota asalnya, yaitu Surabaya yang berjarak ribuan kilometer dari Jakarta. Mereka bergerak dalam gelombang besar manusia dan memenuhi stadion yang bukan kandang mereka dengan menggunakan modal trasportasi darat.

Sumber :
Buku Litera Yogyakarta

Senin, 06 Mei 2013

Proposal ilmiah

1.        JUDUL
ANALISIS ANTRIAN TICKETING DI STASIUN KERETA API STASIUN JAKARTA KOTA  PADA PT. KERETA API INDONESIA DAOP 1 JAKARTA
2.        PERSONALIA
2.1   PELAKSANA   : RENDY FERDIAN BUDI P H, 15210741
Mahasiswa semester 6 (enam) pada Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Bekasi.

2.2  PEMBIMBING  : SRI KURNIASIH AGUSTIN,SE,MM

 III.       LATAR BELAKANG

             Di zaman modern saat ini, semua masyarakat pastinya ingin selalu cepat dalam berbagai kegiatan apapun. Cepat dan tepat waktu sangat menunjang untuk menjalani setiap kegiatan.
          Salah satu kegiatan yang membutuhkan cepat dan tepat waktu adalah antrian. Dalam kegiatan sehari-hari semua orang selalu mengalami hal untuk mengalami antrian yang memang memakan banyak waktu dan merupakan hal yang sangat menjenuhkan.
Menunggu antrian hingga mengular disebabkan oleh berbagai faktor misalnya saja ketersediaan loket pelayanan yang ada belum memadai untuk melayani masyarakat serta kurang sigapnya pelayanan yang melayani masyarakat. Contoh dari kasus antrian itu sendiri dalam kegiatan sehari-hari adalah antrian pembelian BBM, antrian pembelian tiket sepakbola, antrian pasien di rumah sakit dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Oleh karena itu, penulis mengamati masalah antrian merupakan topik yang menarik untuk dibahas secara dalam. Dengan demikian, penulis mengangkat masalah dalam penulisan ilmiah yang berjudul “ANALISIS ANTRIAN TICKETING DI STASIUN KERETA API JAKARTA KOTA DI JL. STASIUN KOTA, KEL.PINANGSIA, KEC.TAMANSARI, JAKARTA PUSAT PADA PT. KERETA API INDONESIA DAOP 1 JAKARTA”


IV.        PEMBATASAN MASALAH
Penelitian dan pengambilan data hanya dilakukan di stasiun kereta api Jakarta Kota, yang berlokasi di Jl. Stasiun kota. Sebaiknya permasalahan yang timbul harus dibatasi, agar kegiatan yang dilakukan terfokus pada satu pokok pembahasan saja. Pengolahan data dilakukan hanya berdasarkan data periode April sampai dengan Mei 2013.

V.      PERUMUSAN MASALAH
          Bagaimana cara untuk meningkatkan pelayanan agar dapat meminimalkan waktu rata-rata pembelian tiket saat menunggu dalam antrian dan sistem antrian pembelian agar tidak terjadi antrian yang terlalu lama.

VI.    TUJUAN PENELITIAN

    Untuk mengetahui proses antrian yang terjadi pada loket pembelian tiket di stasiun Jakarta Kota dengan menggunakan metode multi chanel single phase.
VII.   LANDASAN TEORI
          Sistem antrian atau sering disebut sebagai waiting line theory  diciptakan pada tahun 1990 oleh seorang matematikawan dan insinyur berkebangsaan Denmark yang bernama A.K. Erlang yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan pelayanannya. Teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1913 yang dimulai dengan menggunakan konsep dan struktur system antrian sebelum mengembangkan model matematisnya. Teori ini dirancang untuk memperkirakan berapa banyak langganan menunggu dalam suatu garis antrian, kepanjangan garis tunggu, seberapa sibuk fasilitas, dan apa yang terjadi biala waktu pelayanan atau pola kedatangan berubah.
          Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seperti menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar, menunggu di gerbang jalan tol, menunggu pembayaran di kasir pada supermarket, dan beberapa kasus menunggu yang lain. Komponen dasar proses antrian adalah kedatangan, pelayanan, dan antri. Ada dua fungsi dasar model antrian yaitu:

a.    Meminimumkan biaya lansung
          Biaya langsung adalah biaya yang timbul akibat lamanya waktu pelayanan yang secara langsung membebani perusahaan. Contohnya, pembengkakan biaya akibat waktu ini adalah pekerja yang dibayar perjam dan diharuskan melayani sejumlah pelanggan, perusahaan harus membayar pekerja tersebut persatuaan waktu.
b.    Meminimumkan biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung terjadi apabila pelanggan harus menunggu lama sehingga mungkin membatalkan niat pemakai jasa perusahaan tersebut. Proses antrian pada umumnya dikelompokkan ke dalam empat struktur dasar menurut sifat-sifat pelayanan, yaitu:
·           Single Channel - Single Phase (satu saluran satu tahap)
·           Single Channel – Multi phase (satu saluran banyak tahap)
·           Multi Channel – Single Phase (banyak saluran satu tahap)
·           Multi Channel – Multi Phase (banyak saluran banyak tahap)

VIII. TATA LAKSANA
           Berikut adalah tata pelaksanaan serta kegiatan penulisan ilmiah yang meliputi waktu, serta lokasi dilaksanakannya penulisan tersebut.
Waktu
          Kegiatan penulisan ilmiah akan dilaksanakan pada periode April 2013 sampai dengan Mei 2013.
Lokasi
          Lokasi penulisan ilmiah yaitu Stasiun kereta api Jakarta Kota Jl.Stasiun Kota, Kel.Pinangsia, Kec.Taman Sari, Jakarta Pusat.
 IX.    METODOLOGI
          Berikut ini adalah metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ilmiah serta penyusunan laporan penulisan ilmiah.
1.    Studi Lapangan
Meliputi pengamatan, peninjauan dan melihat langsung proses antrian yang terjadi, serta wawancara pihak terkait dan selanjutnya menyusun laporan.
2.    Studi Pustaka
Meliputi pengambilan rujukan-rujukan laporan dan teori-teori yang terdapat dari berbagai buku pada perpustakaan kampus, dan materi yang dipelajari saat perkuliahan.
X.      LAPORAN
          Laporan pelaksanaan penulisan ilmiah yang telah dilakukan akan disusun dalam bentuk laporan tertulis setelah kegiatan selesai dilaksanakan dengan bimbingan dosen pembimbing dan akan dinilai dalam sidang penulisan ilmiah.