Minggu, 28 April 2013

Premanisme Merajalela, Perlukah Petrus Jilid 2 . .



Mendengar kata tersebut pastinya setiap masyarakat sudah menilai bahwa premanisme adalah sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain. Bisa dikatakan juga sekelompok orang yang disewa oleh golongan  tertentu untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain dan aksinya pun bermacam-macam. Melakukan pembunuhan, Pemerasan, penagihan hutang serta masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Premanisme berasal dari kata bahasa Belanda vrijman berarti orang bebas, merdeka dan isme berarti aliran. Jadi menurut pemikiran penulis premanisme adalah sekelompok orang yang menjalani kehidupan bebas tanpa ada aturan yang dapat membatasi kegiatan kelompok tersebut. Fenomena preman di Indonesia mulai berkembang pada saat ekonomi semakin sulit dan angka pengangguran semakin tinggi. Akibatnya, kelompok masyarakat usia kerja mulai mencari cara untuk mendapatkan penghasilan, biasanya melalui pemerasan dalam bentuk penyediaan jasa yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Preman sangat identik dengan dunia kriminal dan kekerasan karena memang kegiatan preman tidak lepas dari kedua hal tersebut. Contohnya,preman di terminal bus yang melakukan pungutan liar terhadap sopir-sopir bus, yang bila ditolak akan berpengaruh terhadap keselamatan sang sopir tersebut dan aksi premanisme yang masih hangat bagi pembaca semua adalah kasus pembacokan terhadap salah satu pentolan Bonek sekaligus koordinator mendukung Persebaya 1927 dalam aksi damai yang dilakukan di kantor Walikota Surabaya yaitu Andie Peci yang mengalami luka parah pada tangan kirinya dan harus mendapatkan 29 jahitan. Berikut ini kronologi peristiwa tersebut yang dirangkum dari akun Facebook Bonek Online's:
1.      Usai melakukan asik damai senin siang tanggal 16 April 2013, Andie Pecie tengah berkumpul dengan kawan-kawan Bonek Manukan di sekretariat Kasbi, Manukan. Saat itu Andie sudah berfirasat buruk karena terdapar sejumlah orang tak dikenal terlihat di area sekitar Kasbi.
2.      Sekitar pukul 22.00 WIB, sekitar 12 orang mengendarai mobil dan motor, lima orang diantaranya bertubuh kekar masuk ke dalam sekretariat dan memaksa Andie untuk ikut bersama mereka.
3.      Sejumlah kawan Andie Peci yang menemani ditodong senjata tajam dan akhirnya mendapat bogem mentah serta tendangan ke bagian wajah dan kepala mereka.
4.      Karena tak mau diajak para preman tersebut, Andie peci disabet dengan senjata tajam dan menangkisnya menggunakan tangan kiri. Para preman tersebut akhirnya melarikan diri mendengar teriakan ibu-ibu yang kebetulan juga sedang rapat di sekretariat Kasbi.
5.      Pada malam itu juga Andie peci dilarikan ke RS. Muji Rahayu, Manukan, dengan 29 jahitan di tangan kirinya.
6.      Akhirnya, Andie Peci didampingi wakil walikota, Bambang DH, dan pengurus Persebaya 1927 melapor ke Polrestabes Surabaya yang langsung ditembuskan ke Polda Jatim.
7.      Setelah disdik di Polrestabes sampai pukul 3 Pagi, akhirnya Andie Peci dikawal ratusan Bonek dari Polrestabes menuju rumahnya.

Dari kasus tersebut mengindikasikan bahwa aksi premanisme di negeri ini sudah sangat menghawatirkan bagi semua masyarakat. Lantas perlukah Petrus jilid 2 kembali dijalankan di Indonesia seperti zaman pemerintahan Soeharto pada era 1980-an untuk menanggulangi tingkat kejahatan yang sudah sebegitu tingginya saat ini. Bandingkan saja zaman sekarang dengan zaman soeharto dalam konteks stabilitas keamanan dalam negerinya pastinya kan sangat jauh berbeda. Tetapi paling tidak ada beberapa orang yang di-dor sebagai shock terapi yang dapat menimbulkan efek jera untuk menurunkan tingkat kriminalitas. Lantas, bagaimana menurut anda . .

1 komentar: