Mendengar kata tersebut pastinya setiap masyarakat
sudah menilai bahwa premanisme adalah sekelompok orang yang mendapatkan
penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain. Bisa dikatakan
juga sekelompok orang yang disewa oleh golongan
tertentu untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain dan
aksinya pun bermacam-macam. Melakukan pembunuhan, Pemerasan, penagihan hutang
serta masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Premanisme berasal dari kata bahasa
Belanda vrijman berarti orang bebas, merdeka dan isme berarti aliran. Jadi menurut pemikiran penulis premanisme adalah sekelompok
orang yang menjalani kehidupan bebas tanpa ada aturan yang dapat membatasi
kegiatan kelompok tersebut. Fenomena preman di Indonesia mulai berkembang pada
saat ekonomi semakin sulit dan angka pengangguran semakin tinggi. Akibatnya,
kelompok masyarakat usia kerja mulai mencari cara untuk mendapatkan
penghasilan, biasanya melalui pemerasan dalam bentuk penyediaan jasa yang
sebenarnya tidak dibutuhkan. Preman sangat identik dengan dunia kriminal dan
kekerasan karena memang kegiatan preman tidak lepas dari kedua hal tersebut.
Contohnya,preman di terminal bus yang melakukan pungutan liar terhadap sopir-sopir
bus, yang bila ditolak akan berpengaruh terhadap keselamatan sang sopir
tersebut dan aksi premanisme yang masih hangat bagi pembaca semua adalah kasus
pembacokan terhadap salah satu pentolan Bonek sekaligus koordinator mendukung
Persebaya 1927 dalam aksi damai yang dilakukan di kantor Walikota Surabaya
yaitu Andie Peci yang mengalami luka parah pada tangan kirinya dan harus
mendapatkan 29 jahitan. Berikut ini kronologi peristiwa tersebut yang
dirangkum dari akun Facebook Bonek Online's:
1.
Usai melakukan asik damai senin siang tanggal 16 April 2013,
Andie Pecie tengah berkumpul dengan kawan-kawan Bonek Manukan di sekretariat
Kasbi, Manukan. Saat itu Andie sudah berfirasat buruk karena terdapar sejumlah
orang tak dikenal terlihat di area sekitar Kasbi.
2.
Sekitar pukul 22.00 WIB, sekitar 12 orang mengendarai mobil
dan motor, lima orang diantaranya bertubuh kekar masuk ke dalam sekretariat dan
memaksa Andie untuk ikut bersama mereka.
3.
Sejumlah kawan Andie Peci yang menemani ditodong senjata
tajam dan akhirnya mendapat bogem mentah serta tendangan ke bagian wajah dan
kepala mereka.
4.
Karena tak mau diajak para preman tersebut, Andie peci
disabet dengan senjata tajam dan menangkisnya menggunakan tangan kiri. Para
preman tersebut akhirnya melarikan diri mendengar teriakan ibu-ibu yang
kebetulan juga sedang rapat di sekretariat Kasbi.
5.
Pada malam itu juga Andie peci dilarikan ke RS. Muji Rahayu,
Manukan, dengan 29 jahitan di tangan kirinya.
6.
Akhirnya, Andie Peci didampingi wakil walikota, Bambang DH,
dan pengurus Persebaya 1927 melapor ke Polrestabes Surabaya yang langsung
ditembuskan ke Polda Jatim.
7.
Setelah disdik di Polrestabes sampai pukul 3 Pagi, akhirnya
Andie Peci dikawal ratusan Bonek dari Polrestabes menuju rumahnya.
Dari kasus tersebut mengindikasikan bahwa aksi premanisme di
negeri ini sudah sangat menghawatirkan bagi semua masyarakat. Lantas perlukah
Petrus jilid 2 kembali dijalankan di Indonesia seperti zaman pemerintahan
Soeharto pada era 1980-an untuk menanggulangi tingkat kejahatan yang sudah
sebegitu tingginya saat ini. Bandingkan saja zaman sekarang dengan zaman
soeharto dalam konteks stabilitas keamanan dalam negerinya pastinya kan sangat
jauh berbeda. Tetapi paling tidak ada beberapa orang yang di-dor sebagai shock
terapi yang dapat menimbulkan efek jera untuk menurunkan tingkat kriminalitas.
Lantas, bagaimana menurut anda . .
SETUJUUUUUUUUUU
BalasHapus