Penghijauan adalah proses kegiatan dimana
melakukan aksi penanaman pohon yang berguna bagi seluruh insan makhluk hidup di
Bumi. Penghijauan memang sudah sepatutnya dilakukan bahkan jika perlu dibuatkan
saja undang-undangnya bahwasannya diwajibkan bagi siapa saja melakukan kegiatan
tersebut seperti yang dicanangkan pemerintah yaitu aksi 1 milliar pohon setiap
tahunnya. Melihat cuaca yang akhir-akhir ini yang tidak menentu kadang panas
kadang hujan yang tidak mengenal musim. Jika dilihat pasti ada kaitannya dengan
Global Warming atau Pemanasan Global yang sudah mendunia di seantero jagat raya
ini. Faktanya pun sudah ada, dengan mencairnya es di kutub utara maupun kutub
selatan yang mengakibatkan tingkat permukaan air laut meninggi bahkan banyak
pulau-pulau kecil yang ada di beberapa negara lain sudah mulai tertutup
permukaannya. Lantas bagaimana dengan negara Indonesia yang sebagai negara
kepulauan yang dari Sabang hingga Merauke jika permukaannya secara perlahan
juga mengalami hilangnya suatu permukaan. Pemanasan Global itu sendiri adalah
suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu
rata-rata global pada permukaan Bumi meningkat 0,74 ± 0,18 oC(1,33 ±
0,32 oF) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan
besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah
kaca
akibat aktivitas manusia melalui efek rumah
kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30
badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari
negara-negara G8.
Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan
yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Model
iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global
akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun
1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh
penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada
masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun
sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan
kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini
mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan. Meningkatnya suhu
global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser,
dan punahnya berbagai jenis hewan. Beberapa hal yang masih diragukan para
ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada
masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi
tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini
masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada,
tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih
lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.
Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan
meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca. Jadi, marilah kita melakukan aksi penghijauan yang
dapat mengurangi efek dari pemanasan global tersebut terlebih lagi dengan
nantinya akan membuat lingkungan sekitar kita menjadi sejuk. Kalo bukan kita
yang melakukan lalu siapa lagi . .
Literature : Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar